"catatan mantan seorang demonstran"
Monday, November 20, 2006
KRISIS MEMBACA

Dalam sebuah penelitiian serta tes yang diselenggarakan International Education Achievement IEA - asosiasi internasional untuk evaluasi dan pencapaian pendidikan – kita melihat ternyata murid SD Indonesia hanya ada di peringkat kedua dari bawah. (Kompas, 30/4). Bahkan menurut pengamat pendidikan Dr. Mochtar Buchori dibandingkan sesama negara anggota ASEAN saja, kita sudah kalah. Jangankah dengan Singapura, dengan Malaysia dan Thailand pun, tingkat pencapaian pendidikan kita sulit bersaing,

Dalam tes tersebut dibandingkan dengan Thailand, Indonesia unggul sedikit di bidang daya tampung anak usia sekolah pada tingkat dasar dan menengah. Pada tingkat dasar, daya serap Indonesia mencapai 115 persen (artinya sebagian dari mereka yang belajar di jenjang ini adalah di atas anak usia SD), sedangkan di Thailand baru 97 persen. Untuk sekolah menengah, Thailand baru menyerap 33 persen dan Indonesia sudah mencapai 38 persen, Namun dibanding Malaysia dan Singapura - khusus untuk tingkat sekolah menengah - dua negara jiran itu jauh melampaui Thailand dan Indonesia, masing-masing 58 dan 74 persen. Sedangkan untuk perguruan tinggi, Singapura ada di urutan teratas dengan pencapaian 28 persen. Pada tingkat ini Indonesia baru 10 persen

Apa yang telah terjadi ?

Tidak dapat dipungkiri kenyataan diatas terkait dengan kemampuan menulis dan membaca murid kita yang masih sangat memprihatinkan. Dan dengan budaya yang semakin mengerdil ditingkatan anak ditambah serangan media yang tak pandang bulu “menghajar” sudut-sudut ruang intelektual mereka (anak) termasuk kita sebagai orang tua dan pengajar.

Ketidakmampuan beradaptasi pada hal-hal yang positif diakibatkan skala prioritas yang tidak jelas. Kini membangun budaya cultural yang lebih intelektual justru dianggap tidak berkwalitas dinegeri ini. Maka jangan salah jika acara di TV quiz-quiz dan infotaiment lebih besar porsinya daripada media intelektual itu sendiri.

Ditingkatan yang lebih kecil (keluarga) ketidakpedulian kita dalam hal yang sederhana (membaca) inilah menjadi pangkal akumulasi perubahan perilaku anak murid kita, kita justru lebih banyak mengeluarkan post anggaran rutin yang berhubungan dengan materi ketimbang membelikan buku baru tiap bulannya bagi anak kita. Sebagai catatan sudahkah kita menghiasi kamar anak kita dengan buku-buku yang bermanfaat, seperti cerita fiksi,novel, tokoh sejarah , karya ilmiah dan lainnya.

Ya, kebiasaan membaca memang harus dimulai dari stakeholder terkecil, bahkan sekolah-sekolah di China tercatat mempunyai jumlah 5000 koleksi buku, harus diakui memang minat baca di Indonesia masih sangat rendah, terutama di Jawa Barat. Sebagai parameter adalah kemampuan komprehensif yang hanya 36,5% dan kecepatan baca yang hanya 200 hingga 300 kata per menit. Belum lagi apresiasi baca yang belum baik. Hal itu dipeparah dengan daya dorong yang masih kurang. Misalnya jumlah koleksi buku yang dimilik setiap sekolah rata-rata hanya berkisar 200-300 eksemplar, jelas sangat berbeda dengan China.

Semua berperan

Saya jadi teringat dengan kata-kata Prof. Dr. Sunardi, M.Sc salah satu dosen saya dari UNS bahwa Kegagalan pendidikan itu berkorelasi dengan realitas perilaku masyarakat. Sebenarnya masalah keengganan dalam hoby membaca dan tulis tersebut bukan hanya tanggung jawab sekolah, tetapi juga merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat, dan sekolah. Bahkan Kegagalan dalam pembinaan etika, moral, dan kepribadian. Sangat salah besar jika hanya ditimpakan kepada sekolah, tetapi justru keluarga dan masyarakat yang berperan lebih besar. Jika Thomas alfa Edison berhasil dalam ratusan penelitiannya maka ternyata sejarah mencatat Ibunda Thomas alfa yang selalu setia mengajari, menemani dan membantu membaca serta terus melakukan pengajaran walau tidak sekolah formal. Maka, kini kita seharusnya sedih ketika anak-anak kita malah menghabiskan waktu jalan-jalan ke Mall ketimbang memilah-milah mana buku yang baik bagi dirinya, atau pernahkah terbayang anak kita selalu menunggu kapan edisi terbaru dari Harry potter keluar dari pasaran, setelah ia membaca sekuel sebelumnya. Ya ,Seperti pepatah “bak mendirikan benang yang basah”.

Membangkitkan minat membaca bagi anak harus sudah kita teriakan saat ini. Kita pun yakin suatu hari Negara ini akan lebih baik dari Negara lain. Asal dengan usaha yang kuat dan kesadaran positif bagi anak didik kita. Seperti pendapat Rush Karim, pendidikan sesungguhnya bertugas menyiapkan generasi muda untuk memegang peranan tertentu dalam masyarakat di masa mendatang.

Maka sebagai ahli waris generasi mendatang sudah kah kita menyiapkan generasi terbaik untuk jamannya kelak.

Maka selamat membaca!

posted by Fajar-Merah @ 7:58 AM   0 comments
Tuesday, November 14, 2006
Tomy suharto = al capone ?
Nggak ada yang berani sepertinya mengatakan hal ini. sebetulnya kita semua tersentak ketika pemberian remisi besar-besaran bagi pembunuh hakim agung ini nyata ada didepan kita, sekali lagi. jujur saja saya menjadi sedikit takut ketika dia ini kembali mencium udara kebebasan. padahal semua orang tahu siapa sebenarnya tommy suharto.
kita mungkin jadi teringat dengan tokoh gangster amerika ini yaitu Al Capone, yang menjadi mafis terbesar saat itu. setelah berhasil menjadi pipmpinan gang sebelumnya alcapone kembali memutar bisnis haramnya,yaitu narkoba, prostitusi,casino dan penggelapan uang serta yang lebih jahat adalah penyuapan kepada aparat hukumsaat itu, hampir saat itu aparat dapt dibeli dan mengamankan aset Al capone, pembunuhan demi pembunuhan terjadi seiring perluasan kekuasaaan, (jujur saja Indonesia tertinggal 70 tahun dalam urusan gangster,diIndonesia justru marak dengan anak muda yang membuat gangster padatahun akhir 80'an).
penjara justru tidak membuat Al capone jera,malah ketika keluar penjara dia memberi santunan yang besar seperti makan gratis,fasilitas masyarakat,bahkan masayarakat mengganggap mafia ini sudah tobat,benarkah ?
tidak,selang beberapa minggu kemudian,staf ahlinya yang dekat dengan kekuasaan saat itu diunuh oleh lawan gangsternya, hal ini membuat Al capone kembali gerah dan membalas dendam pada semua lawan bisnisnya.
tapisemua masa pasti akan ada gilirannya,polisi amerika menemukan kasus "tax" penggelapan uang dan bisnis haramnya yang akhirnya menggiring kembali Al capone ke penjara Alcatraz, setelah bebas kembali alcatraz harus dirawat di rumah sakitdan meninggal karena penyakit Gonore.
nggak nyangka pemimpin besar gangster harus meninggalkarena penyakit kelamin karena berganti pasangan . mmh..kayaknya gak jauh beda dengan tokoh bahasan di Negeri kita ini,apalagi yang dia punya =tampan, uang banyak , wanita,bisnis ,kebalpolitik,anak orang besar dll.
ya kita hanya bisa waspada apa"dia"akan bermain lagi atau tidak,tinggal aparat kita mampu menahan godaan ini. apa bisa di suapatau tahan suap,Al capone Indonesia ini.
ya wallahu 'alam deh



posted by Fajar-Merah @ 5:46 AM   0 comments
Friday, November 10, 2006
SEWINDU REFORMASI 1998
Kemarin media kita kerap sekali untuk memberitakan berita tentang kasus Mulyana Kusumah, kasus penyuapan kepada auditor BPK Chairiansyah sebesar 300 juta. Ibaratnya sebuah sandiwara Mulyana ditangkap seperti maling ayam yang kepergok basah dan sudah diincar warga sejak lama, bahkan salah satu pimpinan KPU ini terbukti secara menyakinkan membawa barang bukti uang sebesar 150 juta rupiah.

Yang menjadi menarik kasus ini adalah hubungannya dengan nasib masa depan prodemokrasi kita yang semakain tidak jelas konsep dan arah tujuannya, siapun tahu seorang Mulyana beliau termasuk pendekar Prodemokrasi yang cukup disegani pemerintah dengan proyek Pemantau Pemilunya ditahun 1999, lulusan krimonolog UI ini juga menjadi salah satu pioneer terbentuknya lembaga independen lainnya diseluruh Indonesia..

Dan diIndonesia sudah menjadi kebiasaan bahwa pelaku korupsi yang melibatkan ekstra ordinanary people ini pasti akan sulit diungkap, baik oleh pihak KPK atau Kejaksaan sendiri, mengingat kasus korupsi Bulog yang melibatkan Akbar Tanjung mantan aktivis gerakan Prodemokrasi 1966 menjadi bukti yang sangat faktual. Kaget dengan kasus Mulyana? jangan kaget sebab pola ini sudah terjadi sejak lama

Bahkan ketika para aktivis masih berbaju mahasiswa bersama-sama tentara (dalam elemen KAMI) berhasil menjatuhkan rezim Soekarno, para aktivis ini langsung mendapat jatah atas “kerjasamanya” oleh Soeharto. Bisa dianggap peralihan Orde Lama ke Orde Baru dimaknai oleh para aktivis ini sebagai ladang uang dan popularitas.

Tercatat ada 13 perwakilan mahasiswa KAMI saat itu yang duduk di kursi MPRS dan DPR-GR seperti Slamet Sukirnanto, T. Zulfadli, Fahmi Idris (Golkar sekarang), Mari’e Muhammad, Firdaus Wadjdi, Soegeng Sardjadi, Cosmas Batubara, Liem Bian Khoen, Djoni Simanjuntak, David Napitupulu, Zamroni, Yozar Anwar dan Salam Sumangat.

Walaupun pada saat itu muncul keinginan mahasiswa diluar parlemen untuk tetap menjadi kekuatan moral (moral forces) negara tetapi “anjing menggonggong kafilah tetap berlalu”. Para tokoh mahasiswa ini tetap mengambil jatah kursi. Bahkan keputusan itu terbukti dengan semakin sulitnya lembaga KAMI bersuara (independensi) dalam suatu kepentingan masyarakat (Demonstrasi-demonstrasi selanjutnya contoh asi dikedubes Uni Sovyet) banyak dan justru semakin terlihat perpecahan politik baik intra ataupun ektra kampus mahasiswa (khususnya aktivis mahasiswa yang tidak kebagian “jatah”). Teriakan Turunkan harga, berantas Korupsi, dan ganyang menteri PKI hanya menjadi slogan yang terlupakan.

Pergeseran yang dramatis ini jelas ahistoris dengan konsep perjuangan sebelumnya bahkan ketakutan itu terbukti dengan munculnya isu korupsi ditubuh KAMI sendiri (khususnya perwakilan mahasiswa yang duduk di MPRS dan DPR-GR) tercatat pers pada saat itu memberitakan terlibatnya beberapa pemimpin KAMI yang duduk dilegislatif dalam manipulasi penyediaan kendaraan bermotor untuk para anggota parlemen. Angota badan legislatif mendapat jatah mobil Holden Spesial dibawah harga pasar (Koran Sinar Harapan 12 Oktober 1967).

Bagaimana mungkin aktivis-aktivis yang memiliki hubungan dekat dengan tokoh-tokoh politik senior atau partai ini, yang juga terlibat dalam kecurangan bisnis atau korupsi tingkat tinggi, dapat menyerang orang-orang yang juga berperilaku sama ?. Jelas mereka justru lebih kejam daripada kaum Komunis saat itu dan ini adalah pengkhianatan pertama gerakan mahasiswa diera transisi demokrasi tahun 1966.

Entah kenapa Pola-pola ini kerap terjadi di sepanjang sejarah Indonesia, apakah kemiskinan Absolute telah terjadi pada diri para aktivis prodemokrasi kita, bahkan sampai sekarang sulit sekali mencari “obat”nya, UU anti korupsi sampai gertakan hukuman gantung pun tidak mempan dinegara ini. Ataukah kata-kata Penjilat , Monopoli, kolusi, korupsi dan nepotisme menjadi hal yang biasa yang akan dan pasti dialami oleh para setiap diri pejuang demokrasi setelah mereka mati-matian melawan sistem tirani rezim ?

Saya sepakat jika ada yang mengatakan bahwa korupsi telah menjadi peradaban di negeri ini, mungkin sangat relevan untuk menatap manusia Indonesia secara antropologis, dibandingkan misalnya dengan manusia Jepang yang lebih disiplin dan berani bertanggung jawab..

Bahkan saya juga lebih sepakat dalam fenomena korupsi dan ketimpangan sosial-politik tidak mengenal jenis manusianya, bisa dikatakan manusia Indonesia agaknya adalah sosok yang mudah meniru watak hipokrit, tamak, korup, tidak jujur, tidak sportif, dan semacamnya, termasuk para alumnus aktivis yang sudah mendapat julukan tikus baru seperti Mulyana contohnya. Ketidak beranian para aktivis-aktivis ini untuk tetap berada dalam jalur memang harus dipertanyakan. Bagaimana kita bisa memprediksi masa depan demokrasi kita jika orang-orang yang kita anggap sebagai pahlawan demokrasi ternyata setali tiga uang dengan para koruptor-koruptor hitam : Memanipulsi, menyuap, berbohong kepada publik, memakan uang rakyat dan pura-pura sakit ketika diperiksa.

Reformasi 98 meninggalkan bebean sejarah yang teramat berat, tidak berlebihan jika para mantan aktiis 98 ini setali tiga uang dengan para seniornya di tahun sebelumnya. Ada rama Pratama yang duduk dilegislatif ada Lutfi iskandar mantan aktivis forkot yang berada di Golkar lalu Bernard hamobong halomoa (famred) yang kini terkuningisasi. Bahkan nama rekan seperjuangan waktu di PRD Budiman sujatmiko justru kini berporos di PDIP.

Permasalahan kini sebetulnya adalah bagaimana kewibawaan sikap para aktivis ini dalam melihat perubahan politik. Banyaknya oknum gerakan mahasiswa baik 98 atau diatasnya saya anggap lemah dalam memahami proses anti kemapanan dalam bersikap, bertindak dan berdialektika baik saat dikampus atau paska dunia kampus. Sehingga yang muncul adalah naluri kontradiktif dengan apa yang selama ini digelorakan dan akhirnya berujung pada pilihan unutk menjalankan nilai serta sikap politik berbeda melalui kendaraan baru .

Sepertinya memang kita harus mengambil pelajaran dari film barat popular yaitu tentang figure Shane, seorang koboi yang sendirian , yang datang membela penduduk kota dari serangan para bandit yang merampok, memperkosa dan menjarah distrik kota tersebut. Setelah para bandit dikalahkan dan ditumpas, dan ketika penduduk kota sedang merundingkan hadiah apa yang akan diberikan kepada penolong mereka itu, Shane diam-diam pergi meninggalkan kota itu, menuju perbukitan.

Apakah ada diantara anda para aktivis berani seperti ini ?.

Fajar Merah

Pemerhati Aktivis Indonesia

posted by Fajar-Merah @ 6:48 AM   0 comments
Wednesday, November 08, 2006
Belajar dari Hugo Rafael Chavez Frias

Hugo Rafael Chávez Frías (lahir pada 28 Juli 1954 di Sabaneta, Barinas) adalah Presiden Venezuela yang ke-53 dan yang sedang menjabat saat ini. Ia adalah presiden sejak tahun 1998. Dia adalah putra seorang guru dan lulusan Akademi Militer. Chavez meraih gelar insinyur tahun 1975 dan ia penggemar berat olahraga bisbol.

Setelah terpilih sebagai presiden tahun 1998, ia berkali-kali mengalami guncangan pemerintahan. Ia diancam dibunuh (2000). Tetapi, ia mendapatkan mandat enam tahun masa jabatan pada tahun tersebut guna melakukan reformasi politik.

Pada 14 November 2001, Presiden Hugo Chavez mengumumkan serangkaian tindakan yang bertujuan merangsang pertumbuhan ekonomi termasuk di antaranya mengundangkan Undang-undang Reformasi kepemilikan tanah yang menetapkan bagaimana pemerintah bisa mengambil alih lahan-lahan tidur, tanah milik swasta, serta mengundangkan Undang-undang Hidrokarbon yang menjanjikan royalti fleksibel bagi perusahaan-perusahaan yang mengiperasikan tambang minyak milik pemerintah.

Kebijakan ekonomi yang dinilai kontroversial terutama menyangkut Undang-undang Reformasi kepemilikan tanah, di antaranya memberi kekuasaan pada pemerintah untuk mengambil alih perusahaan-perusahaan real estate yang luas dan tanah-tanah pertanian yang dianggap kurang produktif mengundang protes jutaan orang di ibukota, Caracas (11 Desember 2001). Selain, mata uang Bolivar jatuh terpuruk 25% terhadap dolar AS setelah pemerintah menghapuskan kontrol terhadap nilai tukar uang yang sudah dipertahankan lima tahun.

Bulan April 2002, sekitar 150.000 orang berunjuk rasa, yang dipelopori oleh Carlos Ortega dan Pedro Carmona, yang bertujuan untuk mendukung pemogokan dan protes minyak. Sementara pada waktu yang hampir bersamaan, ribuan pendukung Chavez berada di sekitar istana, menunjukkan kesetiaan mereka pada presiden yang terpilih dengan demokratis tersebut.

Secara sepihak, pihak oposisi yang melancarkan demo pemogokan tersebut tiba-tiba merubah rute yang sudah ditentukan, berputar ke arah istana sehingga kekhawatiran akan terjadinya bentrokan memacu protes dari walikota Caracas pada Carlos Ortega sebagai orang yang dianggap bertanggung-jawab pada demonstran yang dibawanya.

Bentrokan pun terjadi diantara dua massa besar tersebut, yang dicoba lerai oleh pihak keamanan. Namun di tengah bentrokan, suara-suara tembakan terdengar. Jelas sekali di kemudian hari, dari hasil dokumentasi dan pengumpulan informasi, diketahui ada penembak gelap yang bersembunyi.

Pada saat tersebut, nyaris dari 25% penduduk Venezuela memiliki pistol. Tidak terkecuali dengan mereka yang berada dalam demonstrasi besar tersebut. Tembakan-tembakan pun diarahkan, baik oleh pendukung Chavez maupun pihak oposisi yang tidak tahu apa-apa, ke arah tembakan dari penembak gelap. Namun dalam tayangan yang ditampilkan oleh televisi swasta yang sebagian besar dimiliki oleh pihak yang beroposisi pada Chavez, dikesankan seakan penembakan dilakukan oleh pendukung Chavez dengan brutal pada pihak demonstran oposisi.

Kejadian itu menelan korban 10 orang tewas dan 110 lainnya cedera. Presiden Chavez bukannya melarang aksi-aksi kekerasan tersebut diliput televisi, bahkan aksi-aksi tersebut dibesar-besarkan oleh pihak media yang anti dengan Chavez sebagai kesalahan dan tanggung-jawab Chavez. Meskipun pada kenyataannya mereka menyembunyikan fakta bahwa baik pendukung Chavez maupun oposisi, pada saat tersebut sama-sama menjadi sasaran penembak gelap. Pada saat itu, para perwira militer pembangkang mengharapkan Chavez mengundurkan diri.

Satu dekade sebelum melakukan kudeta, Hugo Chavez membentuk sebuah gerakan bersama kelompok perwira militer bernama Simon Bolivar (Bapak Kemerdekaan Amerika Latin). Kebijakan Presiden Carlos Andres Perez menaikkan harga bensin dan pengetatan pinggang yang menuai protes dari massa rakyat sepertinya tepat kalau “alat” itu segera digunakan. Terlebih, setelah memperhatikan kerusuhan selama tiga hari (27 Pebruari 1989). Ratusan orang tewas. Banyak jenazah tetap tak teridentifikasi dalam sebuah makam.

Seperti tak bisa ditunda lagi, Letkol Hugo Chavez memimpin sekitar 5.000 tentara untuk melakukan kudeta berdarah pada 4 Februari 1992 meskipun menuai kegagalan. Revolusi bulan Februari oleh Gerakan Revolusioner Bolivarian menelan korban jiwa 18 tewas serta 60 orang lainnya cedera. Chavez kemudian menyerahkan diri. Ia kemudian mendekam di penjara militer saat para koleganya berupaya kembali merebut kekuasaan sembilan bulan kemudian.

Percobaan kudeta kedua pada bulan September 1992 juga gagal. Hugo Chavez dikurung dua bulan penjara. Sewaktu di dalam penjara, ia membentuk partai bernama Gerakan Republik Ke-5 (Movement of the Fifth Republic) dan melakukan transisi dari militer ke politikus. Setelah para pembangkang sempat menguasai sebuah stasiun televisi serta sempat menyiarkan rekaman Chavez yang mengumumkan kejatuhan pemerintah berkuasa, ia dijatuhi hukuman penjara selama dua tahun. Chavez kemudian mendapatkan pengampunan.

Di luar penjara, ia melansir partainya sebagai Gerakan Republik Kelima dan menjalani transisi dari dunia tentara ke dunia politikus.

Chavez yang memimpin koalisi Patriotic Pole berhaluan kiri secara jelas menegaskan, mengikuti jejak tokoh legendaris Argentina (Jenderal Juan Peron) yang dipandang sangat peduli pada kesejahteraan rakyat, keadilan sosial, dan persamaan hak.

Presiden Hugo Chavez mengundurkan diri di bawah tekanan pemimpin-pemimpin militer Venezuela pada pagi-pagi di hari Jumat waktu setempat tanggal 12 April 2002. Kudeta dramatis yang dilakukan militer terhadap presiden mengembangkan situasi dilematis. Beberapa jam setelah Chavez mundur, Pedro Carmona diangkat sebagai presiden sementara (interim). Tetapi, Jaksa Agung Venezuela (Isaias Rodriguez) menyatakan bahwa penunjukan presiden interim Pedro Carmona adalah inskontitusional dan menandaskan bahwa Presiden Venezuela tetap Hugo Chavez.

Menurut Jaksa Agung, pengunduran diri presiden baru resmi setelah diterima Kongres. Chavez mengundurkan diri di bawah tekanan pemimpin-pemimpin militer. “Tuan Presiden, dulu saya loyal habis-habisan. Akan tetapi, kematian banyak orang yang terjadi, tak bisa ditoleransi,” kata Jenderal Efraim Vazguez Velasco (Panglima Angkatan Bersenjata) dalam pidatonya di televisi nasional yang dikutip pers Indonesia.

Di tengah mengalirnya kritik internasional terhadap tindakan kudeta, militer menunjuk seorang ekonom bernama Pedro Carmona yang merupakan salah satu pimpinan kamar dagang. Saat pelantikan sebagai presiden interim, Carmona mengumumkan segera melakukan pemilihan presiden dalam setahun. Kongres juga dibubarkan karena sebagai pendukung Chavez. Dalam salah satu dekrit yang diumumkan pemerintahan sementara juga diungkapkan dibentuknya sebuah Dewan Konsultatif yang terdiri 35 anggota. Mereka mengemban tugas sebagai badan penasehat presiden republik.

Dekrit juga menetapkan, presiden interim akan mengkoordinasikan kebijakan pemerintahan transisi dan keputusan lain yang diperlukan guna menjamin kebijakan, dengan otoritas pemerintah pusat maupun daerah. Dekrit tersebut mengundang banyak kritikan. Presiden Meksiko Vicente Fox secara tegas menyatakan tidak mengakui pemerintahan baru Venezuela sampai dilaksanakan pemilu baru. Demikian juga dengan pemimpin-pemimpin Argentina dan Paraguay menyatakan, pemerintahan baru Venezuela tidak sah.

Sehari setelah Hugo Chavez digulingkan melalui kudeta militer dan digantikan Pedro Carmona atas inisiatif sebagian perwira militer, Chavez kembali dikukuhkan menjadi Presiden Venezuela (14 April 2002). Pedro Carmona yang hanya menduduki sebagai presiden interim selama sehari dipaksa mengumumkan pengunduran dirinya setelah Jaksa Agung menyatakan bahwa kudeta tidak sah.

Berhasilnya Chavez kembali ke tampuk pemerintahan antara lain disebabkan militer terpecah. Sebagian jenderal memang mendukung Carmona, tetapi sebagian besar prajurit dan perwira menengah loyal terhadap Chavez. Selain itu, di kalangan kelompok masyarakat miskin pun Chavez sangat populer sehingga ketika ia digulingkan ribuan orang melakukan unjuk rasa agar Chavez dikukuhkan kembali menjadi presiden. Dalam aksi yang diwarnai penjarahan tersebut, belasan orang tewas.

Hugo Chavez sempat ditahan di Pulau La Orchila oleh para pejabat senior militer dan terbang kembali ke Caracas dengan menggunakan helikopter serta dielu-elukan ribuan pendukungnya. Dengan mengepalkan tangan ke atas, Chavez memasuki Istana Kepresidenan Miraflores yang berhasil direbut kembali oleh pendukungnya. Sementara, Jaksa Agung menegaskan bahwa para menteri di bawah pemerintahan interim ditahan dan sejumlah petinggi militer juga diadili dengan tuduhan pembangkangan militer, termasuk pimpinan interim mereka yang seorang ekonom bernama Pedro Carmona.

Referendum 8 Agustus 2004 sebagai upaya menggulingkan Presiden Hugo Chaves oleh oposisi kembali dilakukan, tetapi masih dimenangkan oleh Hugo Chavez dengan 58 persen suara. Kemenangan tersebut membuat dirinya berhasil mengatasi salah satu tantangan terbesar dalam masa pemerintahannya dan menjadikannya sebagai sebuah mandat yang lebih besar untuk melanjutkan “revolusi bagi kaum miskin-“nya.

Pada pemilu legislatif pada Desember 2005, partai pimpinan Chavez berhasil menyapu bersih seluruh kursi parlemen setelah pihak oposisi memboikot pemilu tersebut.

(sumber wikipedia khusus untuk orang Indonesia)

posted by Fajar-Merah @ 6:38 AM   0 comments
SEWINDU REFORMASI 1998
Kemarin media kita kerap sekali untuk memberitakan berita tentang kasus Mulyana Kusumah, kasus penyuapan kepada auditor BPK Chairiansyah sebesar 300 juta. Ibaratnya sebuah sandiwara Mulyana ditangkap seperti maling ayam yang kepergok basah dan sudah diincar warga sejak lama, bahkan salah satu pimpinan KPU ini terbukti secara menyakinkan membawa barang bukti uang sebesar 150 juta rupiah.

Yang menjadi menarik kasus ini adalah hubungannya dengan nasib masa depan prodemokrasi kita yang semakain tidak jelas konsep dan arah tujuannya, siapun tahu seorang Mulyana beliau termasuk pendekar Prodemokrasi yang cukup disegani pemerintah dengan proyek Pemantau Pemilunya ditahun 1999, lulusan krimonolog UI ini juga menjadi salah satu pioneer terbentuknya lembaga independen lainnya diseluruh Indonesia..

Dan diIndonesia sudah menjadi kebiasaan bahwa pelaku korupsi yang melibatkan ekstra ordinanary people ini pasti akan sulit diungkap, baik oleh pihak KPK atau Kejaksaan sendiri, mengingat kasus korupsi Bulog yang melibatkan Akbar Tanjung mantan aktivis gerakan Prodemokrasi 1966 menjadi bukti yang sangat faktual. Kaget dengan kasus Mulyana? jangan kaget sebab pola ini sudah terjadi sejak lama

Bahkan ketika para aktivis masih berbaju mahasiswa bersama-sama tentara (dalam elemen KAMI) berhasil menjatuhkan rezim Soekarno, para aktivis ini langsung mendapat jatah atas “kerjasamanya” oleh Soeharto. Bisa dianggap peralihan Orde Lama ke Orde Baru dimaknai oleh para aktivis ini sebagai ladang uang dan popularitas.

Tercatat ada 13 perwakilan mahasiswa KAMI saat itu yang duduk di kursi MPRS dan DPR-GR seperti Slamet Sukirnanto, T. Zulfadli, Fahmi Idris (Golkar sekarang), Mari’e Muhammad, Firdaus Wadjdi, Soegeng Sardjadi, Cosmas Batubara, Liem Bian Khoen, Djoni Simanjuntak, David Napitupulu, Zamroni, Yozar Anwar dan Salam Sumangat.

Walaupun pada saat itu muncul keinginan mahasiswa diluar parlemen untuk tetap menjadi kekuatan moral (moral forces) negara tetapi “anjing menggonggong kafilah tetap berlalu”. Para tokoh mahasiswa ini tetap mengambil jatah kursi. Bahkan keputusan itu terbukti dengan semakin sulitnya lembaga KAMI bersuara (independensi) dalam suatu kepentingan masyarakat (Demonstrasi-demonstrasi selanjutnya contoh asi dikedubes Uni Sovyet) banyak dan justru semakin terlihat perpecahan politik baik intra ataupun ektra kampus mahasiswa (khususnya aktivis mahasiswa yang tidak kebagian “jatah”). Teriakan Turunkan harga, berantas Korupsi, dan ganyang menteri PKI hanya menjadi slogan yang terlupakan.

Pergeseran yang dramatis ini jelas ahistoris dengan konsep perjuangan sebelumnya bahkan ketakutan itu terbukti dengan munculnya isu korupsi ditubuh KAMI sendiri (khususnya perwakilan mahasiswa yang duduk di MPRS dan DPR-GR) tercatat pers pada saat itu memberitakan terlibatnya beberapa pemimpin KAMI yang duduk dilegislatif dalam manipulasi penyediaan kendaraan bermotor untuk para anggota parlemen. Angota badan legislatif mendapat jatah mobil Holden Spesial dibawah harga pasar (Koran Sinar Harapan 12 Oktober 1967).

Bagaimana mungkin aktivis-aktivis yang memiliki hubungan dekat dengan tokoh-tokoh politik senior atau partai ini, yang juga terlibat dalam kecurangan bisnis atau korupsi tingkat tinggi, dapat menyerang orang-orang yang juga berperilaku sama ?. Jelas mereka justru lebih kejam daripada kaum Komunis saat itu dan ini adalah pengkhianatan pertama gerakan mahasiswa diera transisi demokrasi tahun 1966.

Entah kenapa Pola-pola ini kerap terjadi di sepanjang sejarah Indonesia, apakah kemiskinan Absolute telah terjadi pada diri para aktivis prodemokrasi kita, bahkan sampai sekarang sulit sekali mencari “obat”nya, UU anti korupsi sampai gertakan hukuman gantung pun tidak mempan dinegara ini. Ataukah kata-kata Penjilat , Monopoli, kolusi, korupsi dan nepotisme menjadi hal yang biasa yang akan dan pasti dialami oleh para setiap diri pejuang demokrasi setelah mereka mati-matian melawan sistem tirani rezim ?

Saya sepakat jika ada yang mengatakan bahwa korupsi telah menjadi peradaban di negeri ini, mungkin sangat relevan untuk menatap manusia Indonesia secara antropologis, dibandingkan misalnya dengan manusia Jepang yang lebih disiplin dan berani bertanggung jawab..

Bahkan saya juga lebih sepakat dalam fenomena korupsi dan ketimpangan sosial-politik tidak mengenal jenis manusianya, bisa dikatakan manusia Indonesia agaknya adalah sosok yang mudah meniru watak hipokrit, tamak, korup, tidak jujur, tidak sportif, dan semacamnya, termasuk para alumnus aktivis yang sudah mendapat julukan tikus baru seperti Mulyana contohnya. Ketidak beranian para aktivis-aktivis ini untuk tetap berada dalam jalur memang harus dipertanyakan. Bagaimana kita bisa memprediksi masa depan demokrasi kita jika orang-orang yang kita anggap sebagai pahlawan demokrasi ternyata setali tiga uang dengan para koruptor-koruptor hitam : Memanipulsi, menyuap, berbohong kepada publik, memakan uang rakyat dan pura-pura sakit ketika diperiksa.

Reformasi 98 meninggalkan bebean sejarah yang teramat berat, tidak berlebihan jika para mantan aktiis 98 ini setali tiga uang dengan para seniornya di tahun sebelumnya. Ada rama Pratama yang duduk dilegislatif ada Lutfi iskandar mantan aktivis forkot yang berada di Golkar lalu Bernard hamobong halomoa (famred) yang kini terkuningisasi. Bahkan nama rekan seperjuangan waktu di PRD Budiman sujatmiko justru kini berporos di PDIP.

Permasalahan kini sebetulnya adalah bagaimana kewibawaan sikap para aktivis ini dalam melihat perubahan politik. Banyaknya oknum gerakan mahasiswa baik 98 atau diatasnya saya anggap lemah dalam memahami proses anti kemapanan dalam bersikap, bertindak dan berdialektika baik saat dikampus atau paska dunia kampus. Sehingga yang muncul adalah naluri kontradiktif dengan apa yang selama ini digelorakan dan akhirnya berujung pada pilihan unutk menjalankan nilai serta sikap politik berbeda melalui kendaraan baru .

Sepertinya memang kita harus mengambil pelajaran dari film barat popular yaitu tentang figure Shane, seorang koboi yang sendirian , yang datang membela penduduk kota dari serangan para bandit yang merampok, memperkosa dan menjarah distrik kota tersebut. Setelah para bandit dikalahkan dan ditumpas, dan ketika penduduk kota sedang merundingkan hadiah apa yang akan diberikan kepada penolong mereka itu, Shane diam-diam pergi meninggalkan kota itu, menuju perbukitan.

Apakah ada diantara anda para aktivis berani seperti ini ?.

Fajar Merah

Pemerhati Aktivis Indonesia

posted by Fajar-Merah @ 6:24 AM   0 comments
KABINET BAYANGAN VERSI INDONESIA

ini berangkat kegelisahan beberapa teman aktivis dimahasiswa di Jakarta serta obrolan gue dan pemebicaraan di warung kopi tentang masalah republik kita Indonesia yang makin hari makin mengalami nasib buruk, bahkan degradasi dalam kemampuan untuk menjalankan tugasnya sebagai punggawa masyarakat. Lihat lembaga demokrasi (DPR/DPRD/LSM bahkan Mahasiswa) hanyut dalam proses erosi paska pemilu dan mulai kehilangan daya pemikiran yang normal,contoh saja anggota DPR dari PKS mensepakati kenaikan BBM, padahal mereka mengatakan bahwa mereka oposisi.

kalau mau gue umpamakan mereka (DPR baik PKB, PDIP bahkan PKS, kalau golkar sudah pastilah )seperti anak yang lahir lalu kena syndrome autis, ia bermimpi akan dunia khayalan sendiri, enak dengan dunianya sendiri. bahkan para senior kita (mantan aktivis yang dulu bareng2 kita ngeruntuhin pager DPR/MPR) seperti pasien amnesia yang lupa akan tugas yang diembannya sendiri untuk bangsa kita. Sudah dapet mobil, gaji gede rumah dan semua fasilitasnya.

Dahulu ketika tahun 1997 kita dan para senior kita melakukan upaya untuk pembenahan secara simultan , bahkan citacita kehidupan bangsa yang lebih baik dizaman paska soeharto adalah impin setiap insan manusia Indonesia, pada saat itu kita masih mempunyai beberapa tokoh yang memang dijadikan symbol perlawanan sebut saja dahulu tahun 97 adalah Amin Rais (ia dikenal ketika membongkar kasus balongan –tempo) dan ia keras terhadap soeharto, bahkan sampai ia di ICMI. kemudian ketika reformasi teman2 kiri mengangkat nama Megawati sebagai symbol perlawanan karena ia dahulu juga dizalimi oleh suharto, walaupun yang naik Gus dur tetapi semangat dewa penyelamat tetap ada di tangan Mega dan amin. Bahkan ketika mega ke presiden naik, dia sama sekali bukan dewa penyelamat bangsa kita, tetapi justru menjadi dewa penyebar pil pahit , Karena aset2 semakin dijual dan pengajuan kembali IMF dan bank dunia (tidak jauh berbeda dengan suharto dan Gusdur yang tetap menghamba pada western Union).

Pemilu 2004 menyemakan kabut impian yang kesekian kali, kemenangan SBY disambut oleh gembira rakyat Indonesia, dari orang yang “nothing” menjadi manusia yang luar bisa punya kekuatan politik dan social, partai sekelas PKS mampu terkena rayuan manis sang jendral yang pernah mengkudeta Mega secara diam-diam dengan berkoalisi untuk memilih SBY untuk presiden . Bahkan gue sendiri sempat memimpikan SBY sebgai ratu adil Indonesia mengeluarkan Negara kita dari krisis (kasian deh gue). Coba deh kamu lihat Hongkong, jepang, sinagpur dan malaysa Negara tersebut mampu melaju pesat padahal kita lebih dulu merdeka.

Sby justru menjadi foto copyan dari citra buruk para pemimpin kita, ia adalah reinkarnasi potofolio/blu print pemimpin kita dahulu yang selalu berada dibisikan kesesatan kebijakannya, dengan alim ia menyebut bahwa ia bagian dari umat islam tapi ia justru menjadi garda terdepan kesenjangan social bangsa ini.

Dalam sejarah umat islam Ada salah satu kegiatan kalifah Umar yang belum dilakukan oleh presiden bangsa Indonesia, yaitu umar selalu melakukan control tiap malamnya sendirian, kamu tahu lah ketika itu umar sampai disebuah rumah dan melihat seorang ibu berusaha menenangkan anaknya dengan pura-pura memasak nasi dengan batu.

SBY boro2 mau seperti ini, bahkan nikahain anaknya saja dibogor yang macet 2 kota, yaitu bandung mau kejakarta dan jawa tengah mau kejakarta, semua pedagang kaki 5 bersih dibogor 2 hari .

Bahkan kebijakan SBY seperti BLT (bantuan langsung tunai)dan kenaikan BBM 70 %, serta tidak peka terhadap para koruptor, lalu kondisi cabinet yang carut marut saling inkonsistensi adalah gambaran SBY

bahkan gara BLT terjadi kenaikan inflasi sebesar 20 % yang berakibat buruk bagi ekonomi kita, dahulu semangat kenaikan BBM dilakukan untuk memperkecil angka kemiskinan tetapi nyatanya BBM justru menambah angka orang miskin, bahkan berpura-pura miskin, lihat saja terjadi kenaikan pendaftar orang miskin untuk pengambilan BLT, Didaerah rata-rata terjadi kenaikan 40 % lebih orang menjadi miskin, mereka lebih senang mendapat jatah ketimbang bekerja. Gila gak ?

Tahukan kamu apa saja perlawanan teman2 oposisi ? bukan mengecilkan arti demo, tetapi mereka hanya demo tanpa memunyai jiwa yang totalitas akan perjuangan, hanya menjadi “Lips of service” sebuah kebijakan tungggu sampai beberapa hari nanti toh juga lupa,tetapi sebuah bentuk oposisi yang benar adalah memahami bahwa perlawanan bukan hanya demo, teriak-teriak tetapi sebuah gerakan masal, masih terorgansir dengan baik. Matang, penuh perhitungan dan sipa dengan resiko, serta tabah akan garis perjuangan . inilah kuncinya. Konsiten dijlur perubahan dan cerdas dalam mencari setiap peluang

Bahkan sebagian LSM sekarang sudah hilang kepeduliannya, bisa saja karena distop dananya atau hilangnya para aktifisnya dahulu dan bekerja ditempat lain. Ini ironi

Tapi bisakah kamu lihat fenomena sekarang, masayarakat kehilangan figuritas SBY makin dibenci masyarakat, pernahkan TV mewawancarai tokoh atau calon oposisi (never) kita semua sadar bahwa kita tidak punya tokoh lagi sebagi cita2, maka kerja kolektiflah yang menjadi pijakan kita bersama

seperti kehilangan ibu kandung itulah gambaran sekarang, kita pusing dengan kondisi ini, yang kaya makin menjerat yang miskin, yang miskin siap-siap untuk melakukan aksi kejahatan bagi sang kaya. Ditetang gue aja nekat melakukan malinmg untuk ekonomi padahal yang dicuri tetangga sebelahnya.

Kita haus akan darah kehidupan bangsa, pemimpin yang bersih, para lembaga demokrasi yang berani, hukum yang adil dan ekonomi yang menjamin kehidupan secara merata semua masyarakat, dengan Negara yang kaya ini kita yakin pasti mampu.

Untuk itu dari prolog tersebut kita harus berani mengambil satu langkah tegas,

Kita harus memunculkan sebuah isu tegas yang dahulu menjadi bahan wacana saja.

Namanya adalah Kabinet bayangan.

Mungkin kamu sudah pernah dengan sebelumnya, kabinet bayangan ini adalah sebuah konsep gerakan yang biasa digunakan oleh para punggawa oposisi untuk melwan pemerintahan yang syah tetapi tetap dengan jalur yang lebih baik dan rapi,

Asal mau tahu kabinet bayangan sudah dilakukan oleh China, Australia dan sebagi Negara asia lainnya.

kabinet bayangan ini diisi oleh tokoh-tokoh oposisi yang harus dijamin kevocalannya untuk bersuara atas nama masyarakat, mereka dipilih oleh lembaga yang indipenden baik misalnya koalisi LSM se Indonesia tapi tidak boleh pemerintah terlibat didalamnya dan harus steril dari “plat merah”, atau gerakan Mahasiswa Indonesia juga boleh memilihnya,

Setelah dibentuk, kabinet bayangan ini bertanggung jawab kepada masyarakat banyak. Untuk posisinya dan kinerjanya tidak jauh berbeda atau disesuaikan sama dengan kabinet pemerintahan, misal ada menteri bayangan ekonomi, menteri bayangan keuangan dll sampai menteri oleh raga.

Nah setiap menteri juga harus mempunyai institusi sendiri untuk mengecak sejauh mana kebijakan menteri pemrintahan, misal suatu saat menteri ekonomi pemerintah mengatakan bahwa akibat BBM naik maka inflasi menjadi 10 % nah ketika dicek oleh menteri bayangan oleh data mereka ternyata akibatnya lebih dsari 20 % dan harus di informasikan ke masyrakat. Sehingga ini menjadi counter opinion, biar masyarakat memilih.

Atau misalnya menteri kehutanan mengatakan bahwa lembaganya dephut bebas korupsi dan cukong hutan, tapi tidak lama menteri bayangan mengatakan menurut data dan investivigasi mereka sendiri bahawa ia tidak benar menhut berbohong, baru deh menteri bayangan memberikan data ilustrasi dsb. Memang harus beroposisi tapi harus baik dan benar.

Australia Negara korban bom bali 1 da 2 sudah mempraktekan, beberapa tahun lalu ketika menteri ekonomi (kalo gak salah) datang ke Indonesia tahukan kamu siapa yang menemani dia datang ? tidak lain adalah menteri bayangan oposisi Australia,

Bahkan seorang menteri bayangan oposisi berhak untuk menerima kunjungan duta menteri bayangan lain secara terang-terangan atau betemu duta Negara lain.

Ini senjata pamungkas perlawanan oposisi saat ini, kalau banyak Negara lain harus angkat senjata maka Negara kita mengikuti humum demokrasi kita sendiri.

Gimana udah capek bacanya! Lanjut ya

Konsep perlawanan baru ini sangat belum popular di Indonesia bahkan menjadi barang berharga yang belu menjadi metode perlawanan, nah kita sebagai bagian dari masyarakat yang peduli dengan Negara ini harus terus mengusahakan ide-ide besar ini, siapa tahu ide kita ini didengar oleh para pelaksanan politk dan aktivis sehingga ini menjadi media perlawanan baru bagi kita, kamu ingat gak ketika reformasi hanya menjadi impian ditahun jamannya om Hariman Siregar, menjadi impian Dono Warkop ketika mencoret pyloknya (aksi grafity) ditembok lapangan banteng Jakarta dengan tulisan “gantung Suharto”, dan ternyata impian itu terwujud, Suharto lengser. Padahal apa yang gak dipunya Suharto, ABRI, Golkar, uang, kekuasaan semuanya ada. Tapi ketika kebenaran telah tiba dan semua aib telah dibongkar maka kehebatan Suharto kini hanya tinggal kenangan .bahkan ketika gue dulu bermimpin mega pasti turun ternyata dia pun juga turun dengan jalur pemilu.

Konsep kabinat oposisi bayangan memang masih menjadi embrio yang belum lahir, kita harus bisa mengemas dengan matang konsep yang satu ini, buatlah gebrakan ditengahnya penat bangsa ini.

Mungkin itu saja dahulu nanti kamu kalau ada pertanyaan Tanya aja atau cari sendiri datanya,

Oke gitu salam buat teman2, teruskan perjuangan


posted by Fajar-Merah @ 6:09 AM   0 comments
BANDIT PENDIDIKAN

Ketika saya melihat film Harry potter karangan J.K Rowling saya sangat terkesima bagaimana sekolah itu begitu hidup bahkan terlalau amat mengasikan bagi Potter dan kawan-kawannya. Bahkan, di sekolah itu, buku-buku pun dihidupkan sedemikian rupa sehingga membuat para siswa, terutama Hermione, keranjingan membaca. Di dunia Harry Potter memang membawa para siswa untuk memasuki alam khayal. Alam yang penuh dengan keajaiban akibat sihir dan guru-guru yang ibteraktif. hal ini justru menjadi paradoks ketika kita mengamati perkembangan Pendidikan diIndonesia beberapa dekade ini yang menjadi timpang karena salah asuh

Namun, bukankah sebenarnya ilmu-ilmu yang dipelajari di sekolah-sekolah--fisika, kimia, biologi, sejarah, bahasa, matematika--penuh dengan keajaiban dan juga khayalan? Sebuah perbandingan antara dunia nyata dengan dunia imajinatif yang penuh ide dan dapat mendorong kita untuk bergerak menciptakan dan mengubah dunia nyata menjadi seperti dalam dunia imajinatif tersebut. Sayangnya ketidak berdayaan kita dalam mengolah mimpi ini sebanding dengan ketidakmampuan kita membuat daya khayal itu sendiri.

Waktu itu Antonio Gramsci telah lama meramalkan, dominasi sekolah profesional atas sekolah formatif akan menghasilkan krisis pendidikan. Dalam Quaderni 12, ia tegas menyingkap tabir pelanggengan ketimpangan sosial ini. "Pada masa ini, karena krisis mendalam produksi kultural dan konsep tentang hidup manusia, kian terbukti fenomena degenerasi progresif di mana sekolah profesional, yang bertujuan memuaskan kebutuhan praktis sesaat, menang atas sekolah formatif yang tak memiliki kepentingan praktis langsung. Aspek paling paradoksal situasi ini adalah jenis sekolah baru (baca: sekolah profesional) yang digembar-gemborkan sebagai demokratis, ternyata tak hanya bertujuan melanggengkan perbedaan sosial, tetapi mengkristalkannya dalam bentuk yang makin solid."

Dalam kata lain Antonio Gramsci menjelaskan kepentingan status quo justru setali tiga uang demi mempertahankan sebuah isme-isme. Ini terjadi disemua hampir Negara. Di era Hitler Jerman kita tahu pendidikan digunakan propaganda militer Nazi, jaman pemerintahan Mao, ia dianggap dewa oleh semua siswa, termasuk di Indonesia pelencengan sejarah menjadi salah satu alat legitimasi dan pertahanan kekuatan status Quo.

Sekolah kita yang rapuh

Ah rasanya kita sudah sering bilang bahwa bukannya sekolahnya yang bermasalah tapi jug SDM-nya. Itu betul tapi yang harus kita ingat Sekolah di Indonesia tidak hanya terkesan elitis dan melanggengkan ketimpangan sosial, tetapi dalam dirinya ternyata rapuh. Sekolah kita tidak hanya rapuh dari segi fisik (tak terhitung bangunan sekolah yang rusak), sekolah kita juga rapuh dengan kekuatan primodial atas nama bisnis yang mengatasnamakan sekolah.

Jika kita jeli melihat kondisi ini sudah banyak praktik penghancuran eksistensi pendidikan yang justru kontra produktif dari kemampuan sekolah untuk membangun makna pendidikan itu sendiri

Saya sebetulnya sangat berusaha untuk tidak melibatkan bandit, eh maaf maksud saya pemerintah dalam hal ini tetapi mempertanyakan kembali arah pendidikan kita dalam situasi kultural-politis seperti sekarang menjadi kian aktual dan mendesak mengingat pemerintahan baru telah bertekad untuk bekerja keras dan bersatu padu mengatasi persoalan bangsa secara bersama saya menyebutnya political will.

Kesepakatan sistem birokasi pendidikan ataulah apa namanya telah menggurita sampai dilevel bawah, ketidak mampuan memperjelas indetitas pendidikan macam apa kita ini memperburuk tranformasi social dalam keseluruhan system perubahan pendidikan.

Kita harus ingat tanpa visi yang jelas pendidikan akan sulit diharapkan menjadi institusi perubahan social. Terlalu banyaknya bandit dipendidikan kita ini

posted by Fajar-Merah @ 5:28 AM   0 comments
MORAL BANGSA DITENGAH RUU PORNORAFI*

Kenapa RUU pornografi kini marak diributkan ada apa sebetulnya yang menjadi kontrovesi ?

Ada apa dengan pasal itu ?

Tahukah kita dalam pasal pertama RUU ini menyebutkan, bahwa pornografi adalah substansi dalam media atau alat komunikasi yang dibuat untuk menyampaikan gagasan-gagasan yang mengeksploitasi seksual, kecabulan, dan/atau erotika. Pasal 2 menyebut, pornoaksi adalah perbuatan mengeksploitasi seksual, kecabulan, dan/atau erotika di muka umum.

Selanjutnya di pasal 4 isinya: Setiap orang dilarang membuat tulisan, suara atau rekaman suara, film atau yang dapat disamakan dengan film, syair lagu, puisi, gambar, foto, dan /atau lukisan yang mengeksploitasi daya tarik bagian tubuh tertentu yang sensual dari orang dewasa. Sedangkan Pasal 25 (1) berbunyi: setiap orang dewasa dilarang mempertontonkan bagian tubuh tertentu yang sensual.

Di dalam bagian penjelasan dijelaskan apa yang dimaksud dengan bagian tubuh yang sensual. Penjelasan Pasal 4: Yang dimaksud dengan bagian tubuh tertentu yang sensual antara lain adalah alat kelamin, paha, pinggul, pantat, pusar, dan payudara perempuan, baik terlihat sebagian maupun seluruhnya

Kita wajib memaklumkan keluarnya pasal ini. Selama ini walaupun kita adalah Negara “ketimuran” tetapi sangat jauh dari kenyataan yang ada. Lihatlah Sinema elektonik (sinetron), Majalah-majalah bahkan pembicaraan yang kini berbau “eksotis” menghiasi hari-hari kita. Lihatlah berapa jumlah kasus pemerkosaan, tingginya tingkat pencabulan dan perdagangan anak untuk “konsumsi “sesat. Dimanakah moral bangsa ini dipertaruhkan.

Dimana moral bangsa sekarang ?

Salah satu dampak negatif dari pornografi dan pornoaksi yang dirasakan semakin hebat sekarang ini adalah hilangnya rasa malu. Orang tidak lagi merasa malu dan risih memamerkan auratnya secara vulgar di depan umum.

Hal ini ditegaskan oleh KH Didin Hafidhuddin bahwa kini orang tidak lagi merasa malu berbuat mesum dan kemaksiatan, meskipun kelihatan masyarakat luas. Orang tidak merasa malu lagi diambil fotonya secara bugil tanpa busana, dengan sadar dan sengaja atas nama karya seni. Dan jika rasa malu ini hilang, maka akan rapuhlah pertahanan diri dalam menghadapi berbagai kemunkaran. Korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) akan semakin hebat. Kejahatan seksual (baca: perzinahan) akan semakin merajalela.

Dalam sebuah hadits riwayat Imam Bukhari, Rasulullah Saw bersabda: "...Jika engkau tidak punya rasa malu, lakukanlah segala sesuatu sekehendak hatimu."

Bayangkan oleh kita jika rasa malu ini hilang dari sebagian masyarakat kita, pasti akan terjadi kekacauan di segala sektor kehidupan. Secara khusus, Rasulullah Saw mewasiatkan rasa malu ini untuk dimiliki oleh setiap kaum perempuan. Jika kaum perempuan masih memiliki rasa malu, insya Allah perbaikan masyarakat akan mudah dilakukan. Tetapi jika sudah hilang rasa malu itu, maka rusak pula lainnya. Beliau bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam ad-Dailamiy dari Umar: "Adil itu adalah perbuatan yang baik, dan bagi para pejabat itu sungguh lebih baik.

Moral bangsa sekarang sedang dipertaruhkan akankah kita akan disamakan dengan bangasa Amerika di era 60’an dimana revolusi budaya “bebas” digaungkan ditrengah masyarakat postmodern. Atau kita akan meniru bangsa yang diharapkan Rosullullah yaitu masyarakat yang semua penduduknya mencintai Allah dan Allar Ridho dengan mereka. Jangan sampai kita diganti oleh umat yang lebih baik dari kita hanya karena kita termasuk umat yang tidak bersyukur.

posted by Fajar-Merah @ 5:16 AM   0 comments
MORAL BANGSA DITENGAH RUU PORNORAFI*

Kenapa RUU pornografi kini marak diributkan ada apa sebetulnya yang menjadi kontrovesi ?

Ada apa dengan pasal itu ?

Tahukah kita dalam pasal pertama RUU ini menyebutkan, bahwa pornografi adalah substansi dalam media atau alat komunikasi yang dibuat untuk menyampaikan gagasan-gagasan yang mengeksploitasi seksual, kecabulan, dan/atau erotika. Pasal 2 menyebut, pornoaksi adalah perbuatan mengeksploitasi seksual, kecabulan, dan/atau erotika di muka umum.

Selanjutnya di pasal 4 isinya: Setiap orang dilarang membuat tulisan, suara atau rekaman suara, film atau yang dapat disamakan dengan film, syair lagu, puisi, gambar, foto, dan /atau lukisan yang mengeksploitasi daya tarik bagian tubuh tertentu yang sensual dari orang dewasa. Sedangkan Pasal 25 (1) berbunyi: setiap orang dewasa dilarang mempertontonkan bagian tubuh tertentu yang sensual.

Di dalam bagian penjelasan dijelaskan apa yang dimaksud dengan bagian tubuh yang sensual. Penjelasan Pasal 4: Yang dimaksud dengan bagian tubuh tertentu yang sensual antara lain adalah alat kelamin, paha, pinggul, pantat, pusar, dan payudara perempuan, baik terlihat sebagian maupun seluruhnya

Kita wajib memaklumkan keluarnya pasal ini. Selama ini walaupun kita adalah Negara “ketimuran” tetapi sangat jauh dari kenyataan yang ada. Lihatlah Sinema elektonik (sinetron), Majalah-majalah bahkan pembicaraan yang kini berbau “eksotis” menghiasi hari-hari kita. Lihatlah berapa jumlah kasus pemerkosaan, tingginya tingkat pencabulan dan perdagangan anak untuk “konsumsi “sesat. Dimanakah moral bangsa ini dipertaruhkan.

Dimana moral bangsa sekarang ?

Salah satu dampak negatif dari pornografi dan pornoaksi yang dirasakan semakin hebat sekarang ini adalah hilangnya rasa malu. Orang tidak lagi merasa malu dan risih memamerkan auratnya secara vulgar di depan umum.

Hal ini ditegaskan oleh KH Didin Hafidhuddin bahwa kini orang tidak lagi merasa malu berbuat mesum dan kemaksiatan, meskipun kelihatan masyarakat luas. Orang tidak merasa malu lagi diambil fotonya secara bugil tanpa busana, dengan sadar dan sengaja atas nama karya seni. Dan jika rasa malu ini hilang, maka akan rapuhlah pertahanan diri dalam menghadapi berbagai kemunkaran. Korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) akan semakin hebat. Kejahatan seksual (baca: perzinahan) akan semakin merajalela.

Dalam sebuah hadits riwayat Imam Bukhari, Rasulullah Saw bersabda: "...Jika engkau tidak punya rasa malu, lakukanlah segala sesuatu sekehendak hatimu."

Bayangkan oleh kita jika rasa malu ini hilang dari sebagian masyarakat kita, pasti akan terjadi kekacauan di segala sektor kehidupan. Secara khusus, Rasulullah Saw mewasiatkan rasa malu ini untuk dimiliki oleh setiap kaum perempuan. Jika kaum perempuan masih memiliki rasa malu, insya Allah perbaikan masyarakat akan mudah dilakukan. Tetapi jika sudah hilang rasa malu itu, maka rusak pula lainnya. Beliau bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam ad-Dailamiy dari Umar: "Adil itu adalah perbuatan yang baik, dan bagi para pejabat itu sungguh lebih baik.

Moral bangsa sekarang sedang dipertaruhkan akankah kita akan disamakan dengan bangasa Amerika di era 60’an dimana revolusi budaya “bebas” digaungkan ditrengah masyarakat postmodern. Atau kita akan meniru bangsa yang diharapkan Rosullullah yaitu masyarakat yang semua penduduknya mencintai Allah dan Allar Ridho dengan mereka. Jangan sampai kita diganti oleh umat yang lebih baik dari kita hanya karena kita termasuk umat yang tidak bersyukur.

* Pernah presentasikan buat sekolah gue dtahun 2005

posted by Fajar-Merah @ 5:16 AM   0 comments
Monday, November 06, 2006
WAHAI KAUM MUDA MARI KITA RUBAH BANGSA INI
Setelah sekian lama kita kaum muda "berdiam" sudah saatnya kita berfikir ulang siapa kita di Negara republik ini, mungkinkah kita hanya generasi muda yang hanya menjadi budak imprealis atau kita adalah Musa-Musa baru bagi sebuah bangsa bernama Indonesia.
posted by Fajar-Merah @ 5:13 AM   0 comments
 
About Me

Name: Fajar-Merah
Home: Bekasi, Indonesia
About Me: Catatan mantan seorang Demonstran
See my complete profile
Previous Post
Archives
Shoutbox

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Duis ligula lorem, consequat eget, tristique nec, auctor quis, purus. Vivamus ut sem. Fusce aliquam nunc vitae purus.

Links
Powered by

Isnaini Dot Com

BLOGGER