Ditahun sebelum pemilu 2004 Golkar dari awal sudah mencatat sejarah hitam demokrasi di Indonesia, paska kejadian penghancuran Komunis di Indonesia Suharto membangun partai baru bernama Golkar untuk menyaingi PKI dan PNI . Adapun komposisi strategis Golkar saat itu terdiri dari serdadu ,birokat dan mahasiswa. Embrio Golkar ini yang nantinya menjalankan praktik kekuasaan selama bertahun tahun dengan menciptakan dictator tunggal Presiden Suharto, dengan kecurangan dan manipulasi untuk mempertahankan kekuasaan. Kecurangan pada pemilu tahun 1971 Berbeda pada pemilu 1955 kita tahu bahwa para pejabat negara pada Pemilu 1971 diharuskan bersikap netral. Sedangkan pada Pemilu 1955 pejabat negara, termasuk perdana menteri yang berasal dari partai bisa ikut menjadi calon partai secara formal. Tetapi pada prakteknya pada Pemilu 1971 para pejabat pemerintah ternyata berpihak kepada salah satu peserta Pemilu, yaitu Golkar. Jadi sesungguhnya pemerintah Suharto telah merekayasa ketentuan-ketentuan yang menguntungkan Golkar termasuk seperti menetapkan seluruh pegawai negeri sipil harus menyalurkan aspirasinya kepada salah satu peserta Pemilu itu.
Satu hal yang nyata dalam perbedaannya dengan Pemilu-pemilu sebelumnya adalah bahwa sejak Pemilu 1977 partai politik menjadi jauh lebih sedikit, dua parpol dan satu Golkar. Ini terjadi setelah sebelumnya pemerintah bersama-sama dengan DPR kembali membodohi rakyat yatiu berusaha menyederhanakan jumlah partai dengan membuat UU No. 3 Tahun 1975 tentang Partai Politik dan Golkar. Anehnya partai golkar tidak mau dibilang partai Politik, sebuah ilusi nyata kepada rakyat. Kedua partai itu adalah Partai Persatuan Pembangunan atau PPP dan Partai Demokrasi Indonesia atau PDI) dan satu Golongan Karya atau Golkar. Jadi dalam 5 kali Pemilu, yaitu Pemilu 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997 pesertanya hanya tiga tadi.
Hasilnya pun sama, Golkar selalu menjadi pemenang, sedangkan PPP dan PDI menjadi pelengkap atau sekedar ornamen. Golkar bahkan sudah menjadi pemenang sejak Pemilu 1971. Keadaan ini secara lang-sung dan tidak langsung membuat kekuasaan eksekutif dan legislatif berada di bawah kontrol Golkar dengan pendukung utama adalah birokrasi sipil dan militer bersambung ....
|