"catatan mantan seorang demonstran"
Wednesday, November 08, 2006
BANDIT PENDIDIKAN

Ketika saya melihat film Harry potter karangan J.K Rowling saya sangat terkesima bagaimana sekolah itu begitu hidup bahkan terlalau amat mengasikan bagi Potter dan kawan-kawannya. Bahkan, di sekolah itu, buku-buku pun dihidupkan sedemikian rupa sehingga membuat para siswa, terutama Hermione, keranjingan membaca. Di dunia Harry Potter memang membawa para siswa untuk memasuki alam khayal. Alam yang penuh dengan keajaiban akibat sihir dan guru-guru yang ibteraktif. hal ini justru menjadi paradoks ketika kita mengamati perkembangan Pendidikan diIndonesia beberapa dekade ini yang menjadi timpang karena salah asuh

Namun, bukankah sebenarnya ilmu-ilmu yang dipelajari di sekolah-sekolah--fisika, kimia, biologi, sejarah, bahasa, matematika--penuh dengan keajaiban dan juga khayalan? Sebuah perbandingan antara dunia nyata dengan dunia imajinatif yang penuh ide dan dapat mendorong kita untuk bergerak menciptakan dan mengubah dunia nyata menjadi seperti dalam dunia imajinatif tersebut. Sayangnya ketidak berdayaan kita dalam mengolah mimpi ini sebanding dengan ketidakmampuan kita membuat daya khayal itu sendiri.

Waktu itu Antonio Gramsci telah lama meramalkan, dominasi sekolah profesional atas sekolah formatif akan menghasilkan krisis pendidikan. Dalam Quaderni 12, ia tegas menyingkap tabir pelanggengan ketimpangan sosial ini. "Pada masa ini, karena krisis mendalam produksi kultural dan konsep tentang hidup manusia, kian terbukti fenomena degenerasi progresif di mana sekolah profesional, yang bertujuan memuaskan kebutuhan praktis sesaat, menang atas sekolah formatif yang tak memiliki kepentingan praktis langsung. Aspek paling paradoksal situasi ini adalah jenis sekolah baru (baca: sekolah profesional) yang digembar-gemborkan sebagai demokratis, ternyata tak hanya bertujuan melanggengkan perbedaan sosial, tetapi mengkristalkannya dalam bentuk yang makin solid."

Dalam kata lain Antonio Gramsci menjelaskan kepentingan status quo justru setali tiga uang demi mempertahankan sebuah isme-isme. Ini terjadi disemua hampir Negara. Di era Hitler Jerman kita tahu pendidikan digunakan propaganda militer Nazi, jaman pemerintahan Mao, ia dianggap dewa oleh semua siswa, termasuk di Indonesia pelencengan sejarah menjadi salah satu alat legitimasi dan pertahanan kekuatan status Quo.

Sekolah kita yang rapuh

Ah rasanya kita sudah sering bilang bahwa bukannya sekolahnya yang bermasalah tapi jug SDM-nya. Itu betul tapi yang harus kita ingat Sekolah di Indonesia tidak hanya terkesan elitis dan melanggengkan ketimpangan sosial, tetapi dalam dirinya ternyata rapuh. Sekolah kita tidak hanya rapuh dari segi fisik (tak terhitung bangunan sekolah yang rusak), sekolah kita juga rapuh dengan kekuatan primodial atas nama bisnis yang mengatasnamakan sekolah.

Jika kita jeli melihat kondisi ini sudah banyak praktik penghancuran eksistensi pendidikan yang justru kontra produktif dari kemampuan sekolah untuk membangun makna pendidikan itu sendiri

Saya sebetulnya sangat berusaha untuk tidak melibatkan bandit, eh maaf maksud saya pemerintah dalam hal ini tetapi mempertanyakan kembali arah pendidikan kita dalam situasi kultural-politis seperti sekarang menjadi kian aktual dan mendesak mengingat pemerintahan baru telah bertekad untuk bekerja keras dan bersatu padu mengatasi persoalan bangsa secara bersama saya menyebutnya political will.

Kesepakatan sistem birokasi pendidikan ataulah apa namanya telah menggurita sampai dilevel bawah, ketidak mampuan memperjelas indetitas pendidikan macam apa kita ini memperburuk tranformasi social dalam keseluruhan system perubahan pendidikan.

Kita harus ingat tanpa visi yang jelas pendidikan akan sulit diharapkan menjadi institusi perubahan social. Terlalu banyaknya bandit dipendidikan kita ini

posted by Fajar-Merah @ 5:28 AM  
0 Comments:
Post a Comment
<< Home
 
 
About Me

Name: Fajar-Merah
Home: Bekasi, Indonesia
About Me: Catatan mantan seorang Demonstran
See my complete profile
Previous Post
Archives
Shoutbox

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Duis ligula lorem, consequat eget, tristique nec, auctor quis, purus. Vivamus ut sem. Fusce aliquam nunc vitae purus.

Links
Powered by

Isnaini Dot Com

BLOGGER